Rasulullah SAW melarang anak-anak keluar pada waktu maghrib. Beliau juga menganjurkan untuk menutup pintu-pintu rumah pada waktu tersebut.
Disebutkan dalam Kitab Fiqhus Sunnah karya Sayyid Sabiq, waktu maghrib dimulai sejak terbenamnya matahari dan berakhir
ketika warna kemerah-merahan pada langit hilang. Dalam istilah lain waktu ini disebut dengan senja.
Riwayat yang menerangkan larangan Rasulullah SAW agar tidak keluar pada waktu maghrib dan agar menutup pintu ini berasal dari Jabir bin Abdullah RA. Ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda,
إِذَا كَانَ جُنْحُ اللَّيْلِ أَوْ أَمْسَيْتُمْ فَكُفُّوا صِبْيَانَكُمْ فَإِنَّ الشَّيْطَانَ يَنْتَشِرُ حِينَئِذٍ فَإِذَا ذَهَبَ سَاعَةٌ مِنْ اللَّيْلِ فَخَلُّوهُمْ وَأَغْلِقُوا الْأَبْوَابَ وَاذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ فَإِنَّ الشَّيْطَانَ لَا يَفْتَحُ بَابًا مُغْلَقًا
Artinya: “Jika telah tiba gelap malam dan kamu berada di waktu senja, maka tahanlah putri-putrimu di dalam rumah, sebab setan sedang tersebar dan bila telah berjalan satu jam (yakni sesudah isya) terserah padamu untuk melepas mereka, dan tutuplah pintu-pintu sambil menyebut nama Allah, sebab setan tidak bisa membuka pintu yang tertutup.” (HR Bukhari)
Imam Bukhari mengeluarkan riwayat tersebut pada Kitab ke-59, Kitab Awal Mula Penciptaan bab ke-15, bab sebaik-baiknya harta seorang muslim adalah kambing yang dibawa ke puncak gunung.
Menurut riwayat yang termuat dalam Kitab Shahih Muslim, alasan Rasulullah SAW melarang anak-anak keluar pada waktu maghrib karena setan berpencar pada waktu tersebut. Dari Jabir RA, ia mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda,
“Jangan kalian membiarkan anak anak kalian di saat matahari terbenam sampai menghilang kegelapan malam sebab setan berpencar jika matahari terbenam sampai menghilang kegelapan malam.”
Dalam riwayat lain juga disebutkan bahwa Rasulullah SAW bersabda,
لَا تُرْسِلُوا فَوَاشِيَكُمْ – أي كل ما ينتشر من ماشية وغيرها – وَصِبْيَانَكُمْ إِذَا غَابَتْ الشَّمْسُ حَتَّى تَذْهَبَ فَحْمَةُ الْعِشَاءِ ، فَإِنَّ الشَّيَاطِينَ تَنْبَعِثُ إِذَا غَابَتْ الشَّمْسُ حَتَّى تَذْهَبَ فَحْمَةُ الْعِشَاءِ
Artinya: “Jangan lepas hewan ternak kalian dan anak-anak kalian apabila matahari terbenam hingga berlalunya awal waktu Isya. Karena setan bertebaran jika matahari terbenam hingga berlalunya awal waktu Isya.” (HR Muslim)
Dijelaskan dalam Syarah Shahih Muslim karya Imam an-Nawawi, anak-anak diminta berdiam diri di rumah setelah matahari terbenam karena dikhawatirkan mereka akan diganggu oleh setan yang banyak berkeliaran pada waktu tersebut.
Rasulullah SAW menganjurkan untuk menutup pintu rumah dengan diiringi zikir pada waktu keluarnya setan tersebut. Salah satu surah yang bisa dibaca untuk memohon perlindungan adalah surah Al Falaq. Surah ini juga kerap dijadikan bacaan zikir.
Achmad Chodjim dalam bukunya yang berjudul Al Falaq mengatakan, surah Al Falaq dan surat An Nas disebut dengan Mu’awwadzatain, yakni surah perlindungan. Dalam Tafsir Al Misbah karya M Quraish Shihab disebutkan, al-Mu’awwidzatain diambil dari kata A’udzu dalam kedua surah tersebut yang artinya, ‘aku berlindung’.
Bacaan Surah Al Falaq untuk Mohon Perlindungan
قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ الْفَلَقِۙ ١ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَۙ ٢ وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ اِذَا وَقَبَۙ ٣ وَمِنْ شَرِّ النَّفّٰثٰتِ فِى الْعُقَدِۙ ٤ وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ اِذَا حَسَدَ ࣖ ٥
qul a’ụżu birabbil-falaq, min syarri mā khalaq, wa min syarri gāsiqin iżā waqab, wa min syarrin-naffāṡāti fil-‘uqad, wa min syarri ḥāsidin iżā ḥasad
Artinya: “Katakanlah (Nabi Muhammad), “Aku berlindung kepada Tuhan yang (menjaga) fajar (subuh) dari kejahatan (makhluk yang) Dia ciptakan, dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dari kejahatan perempuan-perempuan (penyihir) yang meniup pada buhul-buhul (talinya), dan dari kejahatan orang yang dengki apabila dia dengki.”
Selain Al Falaq, ayat kursi juga kerap dijadikan bacaan zikir pada waktu pagi dan petang. Disebutkan dalam sebuah hadits, ayat kursi dapat menghindarkan diri dari godaan setan.
Dari Abu Hurairah RA, dia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda,
“Bila engkau akan beranjak ke tempat tidurmu maka bacalah ayat kursi karena sesungguhnya ia (dapat menjadikanmu) senantiasa mendapatkan penjagaan dari Allah SWT dan setan tidak akan mendekatimu hingga pagi hari.” (HR Bukhari)
Baca juga:
Bisa Diamalkan! Bacaan Dzikir Pagi dan Sore Sesuai Sunnah Nabi SAW
Bacaan Ayat Kursi agar Terhindar dari Godaan Setan
اَللّٰهُ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَۚ اَلْحَيُّ الْقَيُّوْمُ ەۚ لَا تَأْخُذُهٗ سِنَةٌ وَّلَا نَوْمٌۗ لَهٗ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَرْضِۗ مَنْ ذَا الَّذِيْ يَشْفَعُ عِنْدَهٗٓ اِلَّا بِاِذْنِهٖۗ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ اَيْدِيْهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْۚ وَلَا يُحِيْطُوْنَ بِشَيْءٍ مِّنْ عِلْمِهٖٓ اِلَّا بِمَا شَاۤءَۚ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَۚ وَلَا يَـُٔوْدُهٗ حِفْظُهُمَاۚ وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيْمُ
allāhu lā ilāha illā huw, al-ḥayyul-qayyụm, lā ta`khużuhụ sinatuw wa lā na`ụm, lahụ mā fis-samāwāti wa mā fil-arḍ, man żallażī yasyfa’u ‘indahū illā bi`iżnih, ya’lamu mā baina aidīhim wa mā khalfahum, wa lā yuḥīṭụna bisyai`im min ‘ilmihī illā bimā syā`, wasi’a kursiyyuhus-samāwāti wal-arḍ, wa lā ya`ụduhụ ḥifẓuhumā, wa huwal-‘aliyyul-‘aẓīm
Artinya: “Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur.
Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi.
Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.”